Rabu, 05 Desember 2018

Meninggalnya 19 Pekerja Akibat Penembakan Oleh KKB Papua


Meninggalnya 19 Pekerja Akibat Penembakan Oleh KKB Papua

Kabar Berita Terkini - Wakapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Dax Sianturi menjelaskan, pihaknya sudah sukses mengevakuasi satu anggota TNI yang meninggal ditembak Grup Kriminil Seperatis Bersenjata (KKSB) Papua. Satu orang yang meninggal itu atas nama Serda Handoko.

"Jenazah prajurit TNI yang gugur atas nama almarhum Serda Handoko serta satu orang prajurit yang menanggung derita luka tembak sudah sukses dievakuasi ke Bandara Kenyam, Kabupaten Nduga, dengan memakai Heli TNI AD sekira pkl 11.55," kata Sianturi dalam pesan tertulisnya, Rabu (5/12/2018).

Ia juga menuturkan, jenazah Handoko sudah diautopsi oleh dokter dari team medis Angkatan Darat.

"Diketemukan terdapatnya luka tembak dibagian punggung," tutur ia.

Sekarang ini, jenazah Handoko sudah dimakamkan di Pos Kodim Kenyam, Kabupaten Nduga.

"Gagasan sore hari ini jenazah akan diterbangkan ke arah Timika, Papua, untuk diserahkan pada unit Brigif 20," papar ia.

19 Pekerja Meninggal 


Awal mulanya, Kapendam XVII/Cendrawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi mengemukakan, 12 pekerja project jembatan Trans Papua di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua, yang terserang Grup Kriminil Bersenjata (KKB) sukses dievakuasi. Dari info korban, diyakinkan 19 pekerja yang lain meninggal.

"Berdasarkan penjelasan saudara JA, jumlahnya korban yang diyakinkan wafat dibantai oleh KKB di lereng Bukit Puncak Kabo ialah 19 orang," papar Aidi dalam keterangannya, Rabu (5/12/2018).

Korban selamat sukses dievakuasi pada Selasa, 4 Desember 2018 seputar jam 17.45 WIT. Mereka terdiri atas empat orang karyawan PT Istaka Karya, enam orang petugas Puskesmas Mbua, serta dua orang guru SMP Mbua.

"Memakai helikopter punya TNI AD. Diantara mereka ada tiga orang karyawan PT Istaka Karya yang alami luka tembak korban kekerasan KKB. Sekarang ini tengah dievakuasi ke RSUD Wamena," kata ia.

Info pembantaian pekerja project Trans Papua tersebut di terima TNI Polri dari laporan seseorang pendeta di Gereja Distrik Yigi memakai aliran Radio SSB pada Senin, 3 Desember 2018 seputar jam 15.30 WIT.

"Selasa, 4 Desember 2018 jam 07.00 WIT, Satgas Kombinasi TNI-Polri sukses menempati Mbua serta melakukan penyelamatan dan evakuasi korban," Aidi menandaskan.

Senin, 03 Desember 2018

Komisi VII Cek PT WHW Kalbar Mengenai Isu Banyaknya Pekerja Asing


Komisi VII Cek PT WHW Kalbar Mengenai Isu Banyaknya Pekerja Asing

Kabar Berita Terkini - Ramainya pekerja asing terutamanya di Industri pertambangan yang beroperasi Indonesia jadi salah satunya perihal sebagai sorotan sekarang ini. Diantaranya di perusahaan pemurnian bauksit di Kalimantan, PT Well Harvest Winning Alumina Refinery.

Menyikapi hal itu rombongan anggota Komisi VII DPR RI juga melakukan Kunjungan Kerja Spesifik (Kunspek) ke perusahaan itu waktu lalu. Anggota Komisi VII DPR RI, Maman Abdurrahman mengemukakan akhirnya

"Kunjungan kami ke PT WHW tempo hari yakni kami ingin lihat perubahan serta faedah WHW buat penduduk, dan lihat kegiatan operasi di WHW. Mengingat cukuplah jumlahnya rumor berkaitan permasalahan Tenaga Kerja Asing dan jalinan sosial dengan penduduk," tutur Maman diambil Senin 4 Desember 2018 dari info resminya.

Maman menjelaskan, berdasar pada penglihatannya disana, nyatanya rumor yang sampai kini tersebar berkaitan dominasi TKA dari Tiongkok itu tidak benar. Sebab berdasar pada kunjungan Komisi VII DPR RI, dari keseluruhan jumlahnya karyawan WHW sekitar 2700 orang, pekerja dari Tiongkok cuma seputar 300 an orang.

"Berarti itu masih tetap angka yang logis. Tetapi masih kami mengharap ke depan peranan beberapa pekerja-pekerja lokal dapat lebih dikasihkan peranan semakin besar serta transfer knowledge terwujud dengan prima," kata legislator dari Partai Golkar itu.

Rumor yang lain sebagai perhatian yaitu berkaitan pengendalian sampah. Berdasar pada kunjungan di lapangan, pengendalian sampah yang dikerjakan WHW cukup sudah profesional. Walau disadari jika masih tetap ada aduan. 

"Perihal ini masih tetap butuh diintensifkan penanganannya. Akan tetapi dengan kesuluruhan cukup sudah baik," kata Maman.

Dia menjelaskan, sorotan yang lumayan besar dari kunjungan rombongan Komisi VII DPR itu yakni optimalisasi serta menambahkan biaya untuk peningkatan penduduk ditempat. Hingga dapat lebih berguna pada penduduk di Kendawangan, Ketapang dan dapat juga dirasa di Kalimantan Barat.

"Bukan sekedar di lokasi seputar WHW saja serta program yang di wujudkan ialah program berkaitan penambahan kemampuan soft kemampuan seperti kursus menjahit, bengkel dan sebagainya, supaya penduduk dapat didorong untuk berupaya serta tingkatkan ekonomi," kata Maman.

"Pada prinsipnya kami menggerakkan supaya WHW selalu dapat tetap memberi yang terunggul untuk penduduk Kalimantan barat serta tingkatkan profesionalisme pengendalian bauksit, supaya kontinuitas produksi penambahan nilai lebih produk bauksit dapat selalu bersambung," sambungnya.

Selain itu, Direktur Eksternal Relation PT WHWAR Stevi Thomas mengapresiasi kunjungan anggota Komisi VII DPR RI itu. Menurut dia, kunjungan ini mengisyaratkan bila DPR RI ikut memberi perhatian spesial pada PT WHW AR.

“ Ditambah lagi mereka ikut memberi beberapa referensi yang bisa menjadi bahan untuk perbaikan kapasitas kami yang akan datang serta kami meyakini kunjungan ini bisa jadi salah satunya motivasi buat kami dalam tingkatkan produksi serta export ke beberapa negara yang lain," tuturnya.

Ada ikut dalam pekerjaan itu Direktur Operasional PT. WHW AR Zhao Jialiang serta Deputy General Manager PT. WHW AR Dev Herindra.

Lalu anggota DPR yang turut dalam kunjungan salah satunya Katherine Anggela Oendoen sebagai pimpinan team, Denny Jaya Abri Yani, Ivan Doly Gultom, Maman Abdurrahman, Nawafie Saleh, Ihwan Datu Adam, Pegigi Patricia Pattipi serta Muhamnad Yudi Kotoucky.

Minggu, 02 Desember 2018

8 Mayat Ditemukan Polisi Di Selat Malaka


8 Mayat Ditemukan Polisi Di Selat Malaka

Kabar Berita Terkini - Kepolisian Daerah (Polda) Riau masih tetap menyelidik penemuan delapan mayat di Selat Malaka pesisir Kecamatan Bantan, Pulau Bengkalis, yang tiga salah satunya indetitasnya telah teridentifikasi. Sampai sekarang kasusnya masih tetap misteri.

"Dari kontrol, kami prediksikan umur mayat telah lebih dari satu minggu ada di air," kata Kepala Sub Bagian Service Medis Kedokteran Kepolisian RS Bhayangkara Polda Riau, Kompol Supriyanto di Pekanbaru, Senin (3/11/2018).

Kepala Bagian Humas Polda Riau, Kombes Sunarto mengatakan pihaknya belumlah dapat menyimpulkan pemicu kematian jasad yang diketemukan mengapung di Selat Malaka itu. Polisi masih tetap selalu menghimpun bukti serta info saksi-saksi untuk membuka masalah itu.

Dalam satu pekan paling akhir, ada delapan mayat diketemukan petugas kombinasi serta nelayan Kecamatan Bantan di Selat Malaka. Lokasi itu bersebelahan langsung dengan Malaysia.

Pertama tiga mayat diketemukan petugas serta nelayan di akhir November kemarin. Setelah itu satu per satu mayat diketemukan kembali terapung sampai Minggu 2 Desember dengan keseluruhan delapan jasad.

Semua mayat yang diketemukan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau di Kota Pekanbaru. Supriyanto menjelaskan, sebagian besar mayat yang diketemukan itu dalam keadaan tidak utuh, dengan beberapa salah satunya cukuplah mengenaskan.

Dari kontrol sesaat, Supriyanto pastikan tidak diketemukan terdapatnya pertanda kekerasan pada badan beberapa korban. Akan tetapi, petugas masih kesusahan untuk mengidentifikasi, sebab sejumlah besar telah membusuk.

Ada 20 petugas Disaster Victim Identification (DVI) yang dilibatkan dalam identifikasi mayat itu. Mereka sudah sempat kesusahan megidentifikasi sidik jari korban. Pilihan lainnya yang dipakai ialah lewat formasi gigi serta DNA.

"Ini langkah paling akhir. Selain itu, kita dapatkan data sekunder seperti property serta medis, seperti luka sisa operasi, tato serta yang lain ikut diidentifikasi," tuturnya.

Untuk sesaat, sambungnya, dari 8 yang diketemukan telah ada tiga mayat yang sukses teridentifikasi identitasnya. Pertama ialah Ujang Chaniago (48) datang dari Lubuk Nyiur, Dusun V Koto Mudiek, Kecamatan Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan, Propinsi Sumatera Barat (Sumbar).

Lalu Mimi Dewi (32) masyarakat Jalan Lansano, Kelurahan Taratak, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, Propinsi Sumatera Barat. Paling akhir Maya Karina (37) masyarakat Mentikan, RT 020/RW 02, Desa Mentikan, Kecamatan Prajurit Kulon, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

"Untuk beberapa korban yang telah sukses teridentifikasi, telah dibawa oleh keluarganya," tegasnya.